SNU - Solo - Pagar pembatas kediaman Pakubuwono (PB) XIII, Sasana Nalendra dengan bagian utama Keraton Kasunanan Surakarta telah dibongkar, Minggu (2/4/2017) sore. Namun konflik internal antara kubu PB XIII dengan adik-adiknya yang tergabung dalam dewan adat, masih belum tuntas.
Rencananya, Senin besok, pemerintah akan kembali memediasi kedua kubu. "Insya Allah, hari Senin akan ada petugas yang ditunjuk resmi oleh presiden untuk mencari formula penyelesaian yang terbaik," kata perwakilan dewan adat, KPH Eddy Wirabhumi.
Dalam beberapa kali undangan dari Tim Lima untuk pembahasan penyelesaian masalah, pihak dewan adat tidak pernah hadir. Eddy justru mempertanyakan keabsahan status hukum Tim Lima.
Bahkan putri PB XIII, GKR Timoer Rumbay Dewayani Kusumowardani, menggugat pembentukan Tim Lima. Sebab, PB XIII pernah dinyatakan sakit secara permanen akibat stroke. Orang yang sakit secara permanen dia anggap tidak berhak membuat surat keputusan hukum tetap.
Untuk diketahui, Tim Lima adalah tim yang dibentuk oleh PB XIII. Saat pembentukannya, Wali Kota Surakarta FX Hadi Rudyatmo, Wantimpres Subagyo HS, pihak kepolisian dan TNI turut menyaksikan.
Eddy menyebut, seharusnya konflik internal harus diselesaikan tanpa campur tangan pihak lain. Hal itulah yang justru membuat masalah menjadi berkepanjangan.
"Mudah-mudahan, petugas resmi yang ditunjuk presiden besok, mendengarkan semua pihak, tidak sepihak. Semoga petugas yang ditunjuk bisa melakukan komunikasi yang baik dengan kapolres," ungkap Eddy.
Sementara itu, Kapolresta Surakarta AKBP Ribut Hari Wibowo yang turut mengamankan jalannya pembongkaran pagar Keraton Kasunanan Surakarta, tetap berharap konflik dapat diselesaikan dengan cara kekeluargaan.
"Ini biar diselesaikan secara kekeluargaan, jangan ada gesekan," pungkas Ribut.
No comments:
Write comments